Dengan cara apa kita bisa mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat? Kalimat ini sering sekali menjadi pertanyaan di benak setiap orang. Karena pada sejatinya, setiap orang ingin hidupnya bahagia. Dalam hal ini sahabat Abdullah bin ‘amr bin Ash ra pernah menuturkan bahwa barangsiapa yang dalam dirinya terkumpul lima amalan ini, maka niscaya ia akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mengisi waktu dengan berdzikir
Pertama, ia senantiasa mengisi waktu-waktunya dengan berdzikir: لا اله الا الله محمد رسول الله
Berdzikir merupakan salah satu di antara ibadah yang ringan. Bukan saja karena hanya dengan lisan atau hati belaka, melainkan karena dengan mudah kita bisa merangkapnya bersama berbagai kegiatan lainnya semisal: menyapu, berkendara, memasak, atau pun pekerjaan-pekerjaan lainnya yang sehari-hari kita lakukan.
Rasulullah saw. bersabda:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ اللهِ عز وجل عَلَى كُلِّ حَالٍ فَإِنَّهُ لَيْسَ عَمَلٌ أَحَبُّ إِلَى اللهِ وَ لَا أَنْجَى لِعَبْدٍ مِنْ ُكلِّ سَيِّئَةٍ فِي الدُّنْيَا وَ الْأَخِرَةِ مِنْ ذِكْرِ اللهِ
“Perbanyaklah berdzikir kepada Allah yang maha luhur lagi agung dalam berbagai keadaan. Karena tidak ada perbuatan yang lebih dicintai Allah dan lebih menyelamatkan seorang hamba dari keburukan dunia dan akhirat melebihi berdzikir kepada Allah.” (HR. Ibnu Sorsori).
Mengucapkan kalimat hauqolah
Kedua, tatkala mendapat cobaan ia berkata: لاحول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم إن لله وإن إليه راجعون
Yang artinya adalah, segala sesuatu sungguh dari dan kembali pada Allah semata dan tidak ada daya upaya melainkan hanya dengan pertolongan Allah yang maha Luhur lagi Agung.
Dengan mengucapkan ini, di saat kesulitan melanda kita, setidaknya kita menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi tidak pernah lepas dari garis yang telah Allah tentukan. Sehingga akan semakin menambah rasa kepasrahan kita kepada Allah swt. dan terhindar dari rasa putus asa.
Melafalkan kalimat hamdalah
Ketiga, tatkala seseorang mendapatkan nikmat ia berucap: الحمد لله ربّ العالمين sebagai tanda syukurnya.
Dengan mengucap hamdalah kita sekaligus menginsyafi bahwa segala nikmat adalah anugerah dari dan milik Allah Ta’ala, sehingga diharapakan kita semakin menjauhi kesombongan dan kelalaian oleh sebab nikmat tadi.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Membiasakan membaca basmalah
Keempat, tatkala memulai sesuatu senantiasa mengucapkan: بسم الله الرحمن الرحيم
Hal ini sebagaimana penjelasan baginda Nabi saw.:
كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أبتر
“Setiap perkara yang memiliki nilai baik namun tidak diawali dengan bismillah, maka akan kurang (kemanfaatannya)”.
Demikian hal ringan ini semoga bisa kita biasakan agar hal-hal yang kita lakukan menuai manfaat yang maksimal.
Beristighfar
Kelima, tatkala ia melakukan sebuah dosa, ia berucap: أستغفر الله العظيم وأتوب اليه
Nabi saw bersabda:
أَلا أَدُلُّكُمْ عَلَى دَائِكُمْ وَدَوَائِكُمْ أَلا إِنَّ دَاءَكُمُ الذُّنُوبُ وَدَوَاؤُكُمُ الاسْتِغْفَارُ
“Tidakkah kalian mau aku tunjukkan penyakit kalian sekalian beserta obatnya? Ketahuilah sungguh penyakit itu adalah dosa sdang obatnya adalah beristighfar.” (HR. ad-Dailami)
Sebagai manusia yang tidak luput dari dosa, hendaknya kita selalu mengiringinya dengan istigfar kepada Allah swt. Bahkan baginda nabi yang terjaga dari dosa pun setiap harinya tidak kurang seratus kali bertaubat atau beristighfar kepada Allah swt.
Alangkah indah jika kita sekalian dapat dengan istiqomah mengamalkan sekaligus meresapi penjelasan dari sahabat Abdullah bin ‘Amr tadi. Semoga. Referensi: Nasoihul Ibad, Imam Ahmad bin Hajar al-Asqolani, bab al-khumasi.
(lirboyo.net)